
Biografi Imam as-Suyuthi
Nama lengkap beliau adalah Imam Jalaludin Abdurahman bin Abi Bakar bin Muhammad bin Sabiqudin bin Fakhrudin Usman bin Nadzirudin Muhammad bin Saifudin Khadir bin Najmudin Ibnu Shalah Ayub bin Nasirudin Muhammad bin Syaikh Hammamudin al-Hammam al-Khadhiri as-Suyuthi.
Beliau lahir di Mesir pada waktu Maghrib, malam Ahad, bulan Rajab, tahun 849 Hijriah dan wafat di Mesir pada Malam Jumat, tanggal sembilan Jumadal-Ula, tahun 911 Hijriah di umurnya ke 62 tahun.
Karangan-Karangan Imam as-Suyuthi
Karangan-karangan beliau sangatlah banyak. Mulai dari karangan Tafsir, Qiraah, Hadis, Fikih, Ushul, Tasawuf, Gramatika Arab dll.
Berikut beberapa karangan-karangan Imam as-Suyuthi:
- Ad-Durrul Mantsur fi Tafsir bil-Ma’tsur
- Thibbun-Nufus
- Lubbul-Lubab fi Tahriril Ansab
- Al-Jami’ al-Kabir
- Al-Itqan fi Ulumil-Quran
- Al-Asybah wan-Nadzair
- Al-Hawi lil-Fatawa
- Alfiatus-Suyuthi
- I’rabul-Quran
- Tuhfatul-Abrar
Membela Orang Tua Nabi dengan Karangan-Karangannya
Beliau adalah salah satu ulama yang mulititalenta dalam keilmuan. Buktinya, selain berbagai macam kitab yang saya sebutkan sebelumnya, Imam as-Suyuthi juga membuat enam kitab yang pembahasannya khusus tentang pembelaan pada orangtua Nabi. Sebab, ada sebagian kelompok yang biasa kita kenal dengan Wahabi atau Manhaj Salaf mengatakan bahwa orangtua Nabi berada di neraka. Maka dari itu, Imam as-Suyuthi membantahnya dengan enam kitab ini. Enam kitab tersebut adalah Masalik al-Hunafa fi Waliday al-Musthafa, at-Ta’dzim wal-Minnah fi anna Abaway an-Nabi fil-Jannah, ad-Duraj al-Munifah fil-Aba’ asy-Syarifah, Nasyrul-‘Alamin al-Munifain fi Ihyail-Abawain asy-Syarifain, al-Maqamah as-Sundusiyah fil-Aba’ asy-Syarifah al-Musthafawiyah dan as-Subul al-Jaliyah fil-Aba’ al-‘Aliyah.
Baca Juga: Ustaz Yazid Jawaz Gagal Paham maulid nabi
Inti dari keenam kitab itu adalah Imam as-Suyuthi ingin memberitahu kepada kita bahwa orangtu Nabi tidaklah di neraka seperti yang Wahabi katakan, melainkan di surga. setidak ada tiga alasan yang beliau paparkan;
Orangtua Nabi Hidup di Masa Fatroh
Masa Fatroh adalah masa kekosongan dari terutusnya Nabi. Misalnya masa di antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad. Maka semua orang yang berada di antara masa itu otomotis tidak di azab. Begitupula kedua orangtua Nabi. Beliau berdua tidak di azab sebab berada di masa fatrah. Dalilnya jelas. Ada pada surah al-Isra’ ayat 15 yang berbunyi:
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا
“Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul”
Garis Keturunan Mulia
Salah satu alasan Kedua orangtua Nabi di surga adalah karena keduanya hidup dalam keturunan mulia, yakni Ibrahim.
Dihidupkan Kembali
Alasan terakhir bahwa orang tua Nabi di surga adalah hadis berikut ini:
حَجَّ بِنَا رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حجة الوَدَاع ،فَمَرَّ بِيْ عَلَى عقبَة الحجون وَهُوَ بَاكٍ حزين مغتم ، فَبَكَيْتُ لِبُكَاءِ رَسُوْلِ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،ثُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ فَقَالَ: يَا حُمَيْرَاء اِسْتَمْسِكِيْ، فَاسْتَنَدَّ إِلَى اْلبَعِيْرِ فَمَكَثَ عَنِّيْ طَوِيْلاً، ثُمَّ إِنَّهُ عَادَ إِلَيَّ وَهُوَ فَرَحٌ مُبْتَسَمٌ، فَقُلْتُ لَهُ: بِأَبِيْ أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُوْل الله، نَزَلْتَ مِنْ عِنْدِيْ وَأَنْتَ حَزِيْنٌ مُغْتَمٌّ فَبَكَيْتُ لِبُكَائِكَ، ثُمَّ إِنَّكَ عُدْتَ إلَيَّ وَأَنْتَ فرح مُبْتَسَمٌ، فلمَذَا يَا رسول الله ؟ فَقَالَ: ذَهَبْتُ لِقَبْرِ أُمِّيْ آمِنَة فَسَأَلْتُ اللَهَ أَنْ يُحْيِيَهَا فَأَحْيَاهَا، فآمنت بِيْ وَرَدَّهَا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Nabi melakukan Haji Wada’ dengan kita. Lantas beliau menangis ketika melewati Aqabatul-Hajun. Akupun juga ikut menangis karena Rasul menangis. Lalu beliau turun dari untanya dan berkata, ‘Humairah! Berhentilah.’ Beliaupun menyandarkan diri pada untanya dan membiarkanku dalam waktu lama. Tak lama, beliau kembali dengan wajah gembira. Akupun bertanya, ‘Demi ayah dan ibuku, Rasul. Anda tadi turun dalam keadaan sedih maka akupun bersedih. Lalu Anda kembali lagi dalam keadaan tersenyum. Menagapa Rasul?’ Nabi menjawab, ‘Aku berziarah ke makam ibuku, Aminah. Akupun meminta kepada Allah agar menghidupkannya, Iapun mengabulkan doaku. Lantas ibuku beriman kepadaku. Setelah itu Allah mencabut nyawanya kembali.”
PDF Kitab Imam as-Suyuthi tentang Orangtua Nabi
Enam karangan Imam as-Suyuthi yang telah kami sebutkan tadi telah terkumpul dalam satu kitab berikut yang berjudul Rasail lil-Imam al-Hafidz Jalaludin as-Suyuthi.
Berikut PDF-nya. Silahkan donlowd, baca dan sebarkan. Semoga bermanfaat.